SUARAGARUT.COM – Bruntusan atau comedo acne atau jerawat komedo. Ini adalah kondisi kulit dengan gejala penumpukan komedo akibat pori-pori yang tersumbat oleh minyak dan kotoran.
Masalah ini membuat kulit menjadi kasar dan tidak rata. Jika merabanya, tekstur kulit terasa seperti bintik-bintik kecil yang menonjol. Gangguan ini rentan muncul di pipi, dahi, hidung, dan dagu.
Selain itu, bruntusan juga dapat muncul di area tubuh, masalah bisa muncul pada punggung, leher, lengan, bahu, dan dada. Jika kamu biarkan begitu saja, bruntusan dapat berkembang menjadi jerawat.
Karena itu, kamu perlu melakukan perawatan yang tepat guna menekan perkembangan bruntusan semakin parah. Langkah yang utama adalah dengan menjaga kebersihan kulit.
Penyebab Bruntusan
Selain pada dahi, bruntusan juga bisa muncul di pipi. Lantas, bruntusan disebabkan oleh apa? Berikut beberapa kondisi yang bisa saja menjadi penyebabnya, antara lain:
1. Penumpukan komedo
Penumpukan komedo terjadi akibat tersumbatnya minyak dan kotoran di pori-pori wajah. Gangguan ini termasuk ke dalam jenis jerawat, tapi tidak meradang, juga tidak membahayakan pengidapnya.
2. Milia
Selanjutnya, penyebab bruntusan di pipi dapat terjadi akibat milia. Cirinya benjolan kecil berwarna putih, keras, dan menyerupai butiran pasir yang terperangkap di bawah kulit. Gangguan ini umumnya muncul di area sekitar mata, pipi, hidung, dan dahi.
3. Keratosis pilaris
Keratosis pilaris atau ‘kulit ayam’ adalah masalah genetik yang terjadi akibat penumpukan keratin. Penumpukan tersebut menyebabkan sumbatan di area folikel rambut, sehingga kulit terlihat bruntusan.
4. Reaksi alergi atau sensitivitas
Kedua hal ini juga bisa menjadi penyebab bruntusan di pipi Reaksi alergi terjadi sebagai respons kekebalan tubuh terhadap paparan alergen. Kondisi yang terjadi akibat alergi iini ditandai dengan warna kemerahan, terasa gatal, dan terasa panas di permukaan kulit.
5. Dermatosis papulosa nigra (DPN)
DPN adalah bintik-bintik kulit yang lebih rentan terjadi pada pemilik kulit gelap. Gangguan ini biasanya diwariskan dalam keluarga. Penyakit terjadi akibat penumpukan sel epidermis yang terjadi di usia 20-an.
6. Perubahan hormon
Perubahan hormon yang terjadi saat remaja dan masa kehamilan bisa menjadi penyebab bruntusan di pipi. Selain itu, menggunakan kontrasepsi hormonal juga dapat memengaruhi produksi minyak kulit dan memicu bruntusan.
7. Pencemaran udara
Paparan polusi udara dapat menyebabkan penumpukan kotoran di wajah dan memicu bruntusan. Jika sudah mengalaminya, udara yang kotor bisa memperburuk bruntusan yang sudah ada.
8. Obat-obatan tertentu
Penggunaan obat-obatan, seperti kortikosteroid atau kontrasepsi tertentu bisa menjadi penyebab bruntusan di pipi. Obat memengaruhi sistem hormon, produksi minyak, bahkan mengganggu proses eksfoliasi alami kulit.
9. Produk yang tidak sesuai
Penggunaan kosmetik atau produk perawatan kulit yang tidak cocok bisa menjadi penyebab bruntusan di pipi. Produk menyebabkan penyumbatan pori-pori karena memicu peningkatan produksi minyak wajah.
10. Rosacea
Rosacea adalah penyakit kulit yang menyebabkan kemerahan dan benjolan. Biasanya memengaruhi wajah, termasuk dahi, pipi, hidung, dan dagu. Selain wajah kemerahan dan kulit bergelombang, gejala lainnya, yaitu:
- Papula dan pustula seperti jerawat.
- Penebalan kulit pada hidung.
- Terlihat pembuluh darah merah.
- Mata kering dan gatal.
- Masalah penglihatan.
11. Folikulitis
Penyebab bruntusan di pipi terakhir bisa terjadi akibat folikulitis atau peradangan folikel rambut. Masalah ini dapat terjadi ketika bakteri menginfeksi folikel yang rusak.
Gejalanya dapat berupa:
- Nyeri.
- Rasa gatal dan terbakar.
- Lepuh berisi nanah.
- Benjolan di kulit.
Faktor Pemicu Bruntusan
Adapun faktor yang meningkatkan risiko bruntusan, di antaranya:
- Keluar keringat berlebihan akibat paparan sinar matahari langsung.
- Masuknya kotoran dari rambut ke dalam folikel.
- Tidak membersihkan makeup secara menyeluruh.
- Tidak melakukan eksfoliasi kulit secara rutin.
- Alergi terhadap produk perawatan wajah.
- Menggunakan peralatan makeup yang kotor.
- Menggunakan sarung bantal dan handuk yang kotor.
Gejala Bruntusan
Ada berbagai gejala bruntusan yang dapat dialami oleh pengidap, antara lain:
- Bintik-bintik atau benjolan-benjolan kecil ketika meraba kulit.
- Jika dipegang tidak terasa perih atau sakit seperti jerawat.
- Benjolan lunak dan tidak keras.
- Terkadang muncul rasa gatal.
- Terkadang muncul ruam.
- Bisa berupa whiteheads (komedo putih).
- Bisa berupa blackheads (komedo hitam).
Cara Mencegah Bruntusan
Ada berbagai upaya sederhana guna mencegah terbentuknya bruntusan, antara lain:
- Mengonsumsi makanan sehat yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, stroberi, dan brokoli.
- Mengonsumsi makanan sehat yang mengandung vitamin E, seperti alpukat, anggur, dan tomat.
- Menggunakan tabir surya guna mencegah efek samping dari paparan sinar UV.
- Membersihkan wajah secara rutin, setidaknya sebanyak 2 kali dalam sehari.
- Menggunakan pelembap guna menjaga keutuhan lapisan pelindung kulit (skin barrier).
- Menghindari konsumsi makanan berlemak dan berminyak.
- Kelola stres dengan baik, contohnya teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi.
- Jangan memencet bruntusan atau jerawat, karena dapat memperburuk peradangan dan menyebabkan bekas luka.
- Hindari menyentuh wajah dengan tangan kotor, karena bisa memindahkan kotoran dan bakteri ke kulit.
- Hindari produk perawatan kulit atau kosmetik yang berminyak, karena dapat menyumbat pori-pori dan memicu bruntusan.